Bahan ajar

Pengertian Bahan Ajar 
Menurut Abdul Majid mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan, informasi, alat dan teks yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud dapat berupa tertulis maupun bahan yang tidak tertulis. Bahan ajar atau materi kurikulum (curriculum material) adalah isi atau muatan kurikulum yang harus dipahami oleh siswa dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. 
Menurut Belawati dalam Prastowo mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah segala informasi, alat, dan teks yang digunakan guru atau instruktur dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Materi yang terdapat dalam bahan ajar disusun secara sistematis sehingga dapat memudahkan siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
Beberapa pengertian diatas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa bahan ajar merupakan segala bahan baik itu informasi, alat, maupun teks yang harus disusun secara sistematis dan menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dipelajari oleh siswa melalui proses pembelajaran yang mendorong keterlibatan peserta didik secara aktif dan menyenangkan. Jadi, bahan ajar tidak hanya mendorong siswa untuk mengetahui (learning to know), tetapi juga untuk melakukan (learning to do), untuk menjadi (learning to be), dan untuk hidup bersama (learning to live together).
Karakteristik Bahan Ajar 
Menurut Trianto dalam Prastowo menyebutkan bahwa bahan ajar tematik harus memunculkan berbagai karakteristik dasar pembelajaran tematik. Dengan kata lain, setidak-tidaknya karakteristik bahan ajar tematik itu ada empat macam, yaitu aktif, menarik, menyenangkan, holistik dan autentik. 
Aktif disini maksudnya adalah bahan ajar memuat materi yang menekankan pada pengalaman belajar mendorong keaktifan siswa dalam pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat, dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk teru-menerus belajar. 
Menarik atau menyenangkan artinya bahan ajar memiliki sifat memesona, merangsang, nyaman dilihat, dan banyak kemanfaatannya sehingga siswa senantiasa terdorong untuk terus belajar dan belajar darinya, bahkan siswa sampai terlibat asyik dengan bahan ajar tersebut sampai lupa waktu, karena penuh tantangan yang memicu adrenalin siswa.
Holistis mengandung arti bahan ajar memuat kajian suatu fenomena dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Dengan demikian, keberadaan bahan ajar tersebut memungkinkan siswa dapat memahami suatu fenomena dari segala sisi, menjadi lebih arif dan bijaksana. 
Autentik adalah karakteristik dari bahan ajar tematik yang menekankan pada sisi autentik atau pengalaman langsung yang diberikan oleh suatu bahan ajar. Dengan kata lain, bahan ajar memberikan sebuah pengalaman dan pengetahuan yang dapat diperoleh oleh siswa sendiri. Selain itu, bahan ajar tersebut memberikan informasi yang kontekstual dengan kenyataan empiris atau fenomena sosial budaya di sekitar siswa. hal ini berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari.

Prinsip Penyusunan Bahan Ajar 
Menurut Depdiknas dalam buku Panduan Pengembangan Bahan Ajar diungkapkan bahwa ada enam prinsip pembelajaran yang perlu diperhatikan untuk penyusunan bahan ajar, diantaranya yaitu : Prinsip pertama dalam penyususnan bahan ajar adalah disusun mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang konkret untuk memahami yang abstrak. Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep tertentu apabila penjelasan dimulai dari yang mudah atau yang konkret, sesuatu yang nyata ada dilingkungan mereka. 
Pengulangan akan memperkuat pemahaman merupakan prinsip kedua. Dalam pembelajaran, pengulangan sangat dibutuhkan agar siswa lebih memahami suatu konsep. Artinya, walaupun maksudnya sama, suatu informasi yang diulang-ulang akan lebih berbekas pada ingatan siswa.
Dalam penyusunan bahan ajar umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa. sebaliknya, respon negatif akan mematahkan semangat siswa. untuk itu, jangan lupa memberikan umpan balik positif terhadap hasil kerja siswa. 
Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar. Seseorang siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan berhasil dalam belajar. Oleh karena itu, salah satu tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah memberikan dorongan (motivasi) agar siswa mau belajar. 
Pembelajaran merupakan suatu proses yang bertahap dan berkelanjutan. Untuk mencapai suatu kompetensi yang tinggi perlu dibuatkan tujuan. Untuk itu guru harus menyusun tujuan pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa.
Dalam penyusunan bahan ajar, mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus mencapai tujuan. Dalam pembelajaran, setiap anak akan mencapai tujuan tersebut, dengan kecepatannya sendiri-sendiri, namun mereka semua akan sampai pada tujuan meskipun dengan waktu yang berbedabeda. Inilah sebagian dari prinsip belajar tuntas. 
Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam penyusunan bahan ajar harus memperhatikan beberapa hal diantaranya bahan ajar disusun mulai dari yang mudah, dalam penyusunan bahan ajar pengulangan materi diperlukan untuk lebih memahamkan siswa, serta umpan balik positif diperlukan untuk memberikan semangat belajar kepada siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Manfaat Pengembangan Bahan Ajar 
Terdapat beberapa manfaat dalam mengembangkan bahan ajar baik manfaat untuk guru ataupun manfaat untuk siswa. Menurut Depdiknas manfaat pengembangan bahan ajar bagi guru diantaranya yaitu diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan kebutuhan siswa, tidak tergantung dengan buku teks yang sulit diperoleh, bahan ajar memiliki banyak referensi sehingga lebih banyak manfaatnya, menambah wawasan guru dalam mengembnagkan bahan ajar, serta bahan ajar dapat bermanfaat dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
Selain manfaat bagi guru, dalam pengembangan bahan ajar juga memiliki manfaat atau kegunaan untuk siswa diantaranya kegiatan pembelajaran akan lebih menarik, siswa akan lebih mudah belajar secara mandiri dengan bimbingan guru, serta kompetensi yang akan dikuasai siswa akan mudah dicapai. 
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pengembangan bahan ajar terdapat sejumlah manfaat atau kegunaan baik untuk siswa maupun guru. Bahan ajar yang dikembangkan sendiri oleh guru pasti disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswanya serta pembelajaran akan lebih menarik dan komunikasi antara siswa dan guru lebih terbangun karena bahan ajar dikembangkan sendiri oleh guru.
Bahan Ajar Cetak
Menurut Warpala bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi lima kategori berdasarkan media yang digunakan, yaitu: 1) bahan ajar audio seperti manusia, rekaman suara, radio; 2) bahan ajar cetak seperti buku, koran, majalah, poster; 3) bahan ajar visual seperti poster, foto, gambar; 4) bahan ajar. audio-visual seperti film, video; 5) bahan ajar berbasis komputer seperti bahan ajar berbasis komputer, computer assisted instruction.
Berdasarkan lima kategori bahan ajar diatas, bahan ajar yang akan dikembangkan peneliti termasuk dalam bahan ajar cetak. Bahan ajar cetak dapat diartikan sebagai segala bahan yang berisikan tentang materi atau isi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran serta dituangkan dengan menggunakan teknologi cetak. Dalam penyusunan bahan ajar cetak, langkah awal yang harus ditempuh adalah dengan menganalisis materi pokok dan tujuan pembelajaran sehingga dapat ditentukan bahan ajar cetak yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. 
Karakteristik bahan ajar cetak menurut Yunus dikelompokkan menjadi tiga. Pertama, bahan ajar cetak harus disusun dengan sangat jelas untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran, baik dalam bimbingan guru maupun secara mandiri. Kedua, bahan ajar cetak memuat segala hal sesuai dengan kebutuhan siswa misalnya materi-materi yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran, latihan-latihan soal, soal evaluasi, kunci jawaban serta tindak lanjut. Ketiga, bahan ajar cetak harus mampu memicu siswa untuk aktif dalam mempelajarinya sehingga siswa dapat memudahkan siswa dalam mencapai kompetensi yang ditentukan. 
Bahan ajar cetak terbagi menjadi beberapa jenis diantaranya modul, handout, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan buku. Jenis bahan ajar cetak yang digunakan peneliti dalam pengembangan ini adalah buku. Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya. Isi buku didapat dari berbagai cara misalnya, hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi.